93. Retribusi

1819 Kata

Hari keempat. Sinar matahari dari satu-satunya jendela ruangan menyorot ke lantai suram didepan Scarlet. Cahayanya menerangi butiran debu halus yang kini terlihat menari tertiup oleh kipas angin yang ada di atas kepala Scarlet. Ia kembali berada di ruang besar bawah tanah, dikelilingi oleh dinding keabuan dan kipas angin menyebalkan yang terus menerus menyala. Setidaknya ia tidak lagi tergantung, pikir Scarlet. Mereka mendudukkannya di sebuah kursi, bahkan tidak terikat kali ini. Kaki dan tangannya bebas untuk bergerak. Ia masih bisa berdiri jika mau, bahkan berlari. Tapi sepertinya mereka tahu bahwa wanita itu sudah menyerah. Dan mereka benar. Scarlet sudah tidak peduli lagi. Verile duduk di kursi yang sama di depan Scarlet. Dengan wajah angkuh dan posisi tubuh yang sama seperti

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN