“Ya, semuanya salahku. Aku yang salah! Sejak awal akulah yang salah karena sudah menentukan pilihan pada Om Redy!” Kirana menyibakkan rambutnya dengan frustasi. Wanita itu berjalan mondar-mandir di dalam ruangan kerjanya sambil berkacak pinggang. “Setelah dia bilang seperti itu, aku masih harus memperbaiki kondisi perusahaannya! Sangat melelahkan sekali!” Gumamnya lalu menuju ke arah meja kerjanya. Kirana mulai menyalakan komputer di atas meja untuk mencari tahu tentang kesalahan yang sudah mengatasnamakan perusahaan miliknya. Cukup lama wanita itu menelusuri semua data dari berkas yang dibawakan Redy untuknya sampai dia menemukan sesuatu yang janggal dari pihak terkait. “Ini, Ali? Tidak-tidak! Ali tidak mungkin melakukan ini!” Serunya pada dirinya sendiri, Kirana mencoba menepis semua