Sepanjang jalan Kirana tidak membuka suara, wanita itu hanya menatap lurus ke arah jalan. “Kenapa dengan ekspresi wajahmu ini? Jangan bilang kamu menyesal sudah memintaku untuk menikahimu? Bukankah ini yang kamu inginkan?” Redy menoleh ke arah Kirana sekilas. “Kirana hanya tidak mengira akan secepat ini, Kirana pikir masih ada waktu beberapa hari untuk sampai pada hari ini.” Kirana mengangkat telapak tangan kanannya, menunjukkan cincin berlian yang kini melingkar pada jari manisnya. Redy menyeringai sinis, pria itu menggelengkan kepalanya. “Bilang saja kamu berubah pikiran karena ucapanku sore kemarin. Itu sangat jelas tergambar pada wajahmu, kamu tidak ingin melihatku bersama Nila, tapi kamu terus melakukannya dengan Ali Fabian? Apakah menurutmu ini sesuatu yang adil? Mana janjimu pad