Menerima

1150 Kata
Alisa menatap ke arah suaminya yang sibuk menyelimuti dirinya dan benar-benar tidak menanyakan apapun pada dirinya. "Apakah tidak ada alkohol?" Alisa bertanya sembari menatap ke arah suaminya yang terlihat terkejut dan juga melihat ke arahnya. "Bukankah kita sudah dewasa? Kenapa kamu terkejut?" Tanya Alisa lagi sembari bangun dari tidurnya. "Bukan seperti itu, tapi bisa saja terjadi hal yang tidak kamu inginkan jika kita terlalu mabuk." Jawab Rehan tentu saja mewanti-wanti, takut jika dirinya akan menyerang Alisa disaat dirinya mabuk nantinya. "Memang apa yang tidak aku inginkan?!" Rehan tidak bisa menjawabnya saat istrinya itu sudah mengatakan hal seperti itu. Pada akhirnya, Rehan pun akhirnya mengeluarkan alkohol yang sebelumnya sudah disiapkan oleh pihak hotel. Alisa yang melihatnya tentu saja hanya bisa menyipitkan matanya saat mengetahui hal itu. Rehan mengambil gelas dan membawanya ke arah ranjang, Alisa mengambil alih gelasnya dan membiarkan suaminya itu membuka tutup alkohol yang masih tertutup rapat. "Sejujurnya aku bertemu mantan kekasihku," ucap Alisa memberitahukan itu secara tiba-tiba pada Rehan. Rehan yang mendengarnya tentu saja menghentikan gerakan tangannya sebentar hingga akhirnya memutuskan untuk tidak memberikan responnya. "Dia benar-benar sampah!" Seru Alisa lagi. Rehan yang sudah selesai membuka tutup alkohol tentu saja langsung menatap ke arah istrinya dan tertawa pelan. "Kamu belum mabuk kan?" Goda Rehan yang langsung saja membuat Alisa tersenyum tipis saat mendengarnya. Alisa mengulurkan gelasnya dan langsung saja diisi alkohol oleh Rehan. Terlihat sekali Alisa menikmati alkohol itu seperti air putih, hal itu membuat Rehan sedikit terkejut, karena sejujurnya Rehan tidak terlalu tahan meminum alkohol. "Jujur saja, aku bukan seorang perawan, aku juga pernah hamil dan aborsi." Alisa pun mengatakan masalalunya satu persatu sembari memperhatikan ekspresi yang diperlihatkan oleh suaminya itu. Setelah melihat ekspresi wajah suaminya yang tidak menunjukkan apa-apa, Alisa memutuskan untuk mengulurkan gelasnya lagi, meminta suaminya untuk mengisi gelasnya yang sudah kosong. "Dan, aku menikah denganmu karena permintaannya." Lanjut Alisa lagi. "Kamu ingin aku mengatakan apa?" Pada akhirnya Rehan yang tidak tahu harus mengatakan apa akhirnya mengajukan pertanyaan pada istrinya itu. "Aku hanya memberitahu agar kamu tahu lebih awal dan bisa mengakhiri pernikahan ini jika kamu menginginkannya." Jawab Alisa dengan sungguh-sungguh. Rehan yang mendengarnya tentu saja segera meletakkan gelas miliknya dan juga botol alkohol ke nakas yang ada di samping tempat tidur. "Bagaimana ya? Aku tidak ingin mengakhiri pernikahan ini." Jawab Rehan yang tentu saja membuat Alisa terkejut saat mendengarnya. "Kenapa?" Tanya Alisa tanpa menyembunyikan keterkejutannya. "Karena aku menginginkanmu!" Alisa yang mendengarnya tentu saja merasa sedikit merinding. Rehan mengambil gelas milik istrinya yang masih tersisa sedikit. Setelah meletakkan gelas itu di atas nakas, Rehan mendorong istrinya untuk tidur. "Katakan sekarang jika kamu tidak menginginkannya," ucap Rehan dengan sungguh-sungguh. Alisa yang mendengarnya tentu saja hanya bisa menelan ludahnya sendiri, ia tidak pernah membayangkan akan tidur dengan laki-laki lain selain kekasihnya. Apalagi laki-laki itu memiliki usia yang lebih muda darinya. "Sebentar," dorong Alisa pelan saat Rehan sudah menurunkan tubuhnya untuk mencium dirinya. "Apakah kamu tidak ingin memikirkannya lagi? Aku sudah mengatakan jik....." Kata-kata Alisa pun akhirnya terpotong karena Rehan sudah membungkam bibir Alisa dengan bibirnya. Ciuman keduanya cukup intens, hingga akhirnya Rehan mengakhiri ciuman itu. "Kamu harus memikirkannya lagi," ucap Alisa mengingatkan. Bukannya mendengarkan, Rehan justru memutuskan untuk mencium kembali istrinya. Alisa yang mulanya terus berpikir jika dirinya tidak pantas pada akhirnya menyerah dan mengalungkan tangannya di leher suaminya. Keduanya berciuman dengan lebih panas. Rehan melepas ciumannya dan menarik istrinya untuk bangun. Tangan Rehan dengan cekatan membuka kancing piyama yang dipakai oleh istrinya. "Aku akan melepas pakaianmu juga," ucap Alisa malu-malu sembari menggerakkan jari tangannya untuk melepas baju suaminya. "Yang bawah?" Alisa mendelik sejenak, hingga akhirnya memutuskan untuk melepas pakaian bagian bawah milik suaminya. "Kamu benar-benar tidak bisa mundur sekarang!" Setelah mengatakan itu, Rehan pun mengangkat tubuh mungil Alisa dan membawanya ke pangkuannya. Keduanya kembali berciuman dengan lebih panas lagi. Bahkan ciuman Rehan saat ini sudah turun ke leher Alisa dan meninggalkan jejaknya di sana. Setiap sentuhan lembut yang diberikan oleh Rehan terus membuat Alisa melenguh pelan, merasa geli dan juga nikmat diwaktu yang bersamaan. Alisa yang sudah basah tentu saja berbisik di telinga suaminya, meminta suaminya itu untuk berbaring di bawahnya. Rehan yang mendengarnya tentu saja terkejut, namun Rehan menuruti permintaan dari istrinya itu. Rehan menatap intens wajah istrinya yang memerah penuh, melihat hal itu tentu saja membuat Rehan tahu jika istrinya itu saat ini setengah mabuk. Alisa merangsang tubuh Rehan layaknya seorang yang berpengalaman, Rehan sendiri merasa jika dirinya sudah on berat gara-gara tingkah istrinya itu. "Kamu biasa melakukan gaya apa?" Rehan terkejut saat istrinya bertanya hal seperti itu padanya sembari istrinya melepas bra yang masih menempel di tubuhnya. "Kalau kamu suka apa?" Alih-alih menjawab, Rehan justru penasaran dengan gaya yang disukai istrinya. "Aku suka memegang kendali," jawab Alisa dengan senyuman yang menakutkan. Rehan segera bangun saat melihat tangan istrinya bergerak untuk melepas kain terakhir yang membungkus miliknya yang sudah menegang. "Tenanglah! Aku akan melakukannya dengan lembut." Setelah mengatakan itu Alisa pun segera melakukan apa yang ingin ia lakukan. Rehan hanya bisa menutup matanya, antara ingin meminta Alisa berhenti atau membiarkannya. Karena jujur saja Rehan merasa nikmat saat daging kasar itu menyentuh miliknya yang dibasahi dengan liur yang menyelimuti miliknya. Rasa ngilu dan juga nikmat membuat Rehan ingin mengendalikan kepala itu dan menekannya dengan kuat, namun Rehan tidak dapat melakukan semua itu dengan sadar. Setelah merasa cukup, Alisa segera bangkit dan melepaskan sisa kain di tubuhnya, Alisa segera naik ke pangkuan suaminya dan menuntun milik suaminya untuk masuk ke dalam dirinya. Rehan yang melihat istrinya terlihat kesulitan tentu saja segera memeluk istrinya dan menidurkan istrinya di bawahnya. Seperti yang dilakukan istrinya, Rehan juga membasahi milik istrinya. Desahan yang keluar dari bibir istrinya membuat Rehan merasa ingin segera menerobos masuk ke dalam dan mengoyak habis isinya, tapi dirinya tidak bisa melakukan itu secara terburu-buru karena takut membuat istrinya terluka. Keduanya menghabiskan malam dengan sangat panas, bahkan Rehan tidak hanya sekali keluar di dalam istrinya, bahkan saat istrinya terlelap karena lelah pun Rehan yang saat itu tidak dapat menahan keinginannya untuk memasuki istrinya kembali memasukinya dengan membisikkan kata agar istrinya tidak khawatir dan lanjut tidur saja. Pada akhirnya Alisa benar-benar tertidur layaknya seseorang yang pingsan, selain karena kelelahan, pengaruh alkohol yang tersisa membuat Alisa benar-benar tertidur tanpa sadar apa yang terjadi dengan sekitarnya. *** Jam 6 pagi, Rehan menggendong istrinya yang masih tidur keluar dari kamar. Agatha, mama Rehan yang melihatnya tentu saja sedikit terheran. "Mau kemana jam segini?" Tanya Agatha pada putranya. "Rehan akan pulang lebih dulu sama Alisa ma." Jawab Rehan pada mamanya. "Alisa masih tidur, lagipula lebih baik kalian pulang setelah sarapan." Kata Agatha lagi, sedikit curiga saat melihat menantunya yang tertidur pulas di gendongan putranya itu. "Rehan ingin tidur di rumah saja ma, jadi Rehan akan pergi lebih dulu." Jawab Rehan lagi. "Jangan berlebihan," kata Agatha mengingatkan putranya setelah melihat tanda merah keunguan yang ada di leher menantunya. Rehan menganggukkan kepalanya dan segera masuk ke dalam lift, dirinya akan membawa istrinya pulang dan memasakkan sarapan untuk istrinya yang sudah membuat dirinya melayang semalam.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN