Menginap

1118 Kata
Alisa berbaring dengan memainkan ponselnya, berbeda dengan Rehan yang fokus menatap ke arah istrinya yang senyum-senyum sendiri. "Aku pikir hubungan kamu sama keluarga kamu kurang baik," ucap Rehan dengan suara pelan. Alisa yang mendengarnya tentu saja menganggukkan kepalanya pelan, "Benar, dulu hubunganku sama papa sangat buruk." Kata Alisa memperjelas. "Papa nggak suka aku selalu keluar dan salah pergaulan, selain itu papa juga nggak suka aku pacaran sama Reno." Lanjut Alisa menambahkan. "Reno?" Tanya Rehan pura-pura tidak tahu. Rehan penasaran, apa arti Reno bagi Alisa sekarang. "Iya, kita udah putus sekarang." Jawab Alisa dengan suara pelan. "Jangan-jangan dia mantan terindah?" Tebak Rehan berpura-pura penasaran. "Dia laki-laki terbrengsek yang aku kenal," balas Alisa yang tentu saja membuat Rehan sedikit terkejut saat mendengarnya. "Kamu pasti terkejut kalau tahu bagaimana kelakuan dia, aku benar-benar g****k banget karena suka sama dia." Lanjut Alisa lagi. "Bayangin, aku udah nunggu dia bertahun-tahun, tapi dia malah seenaknya, benar-benar kurang ajar!" Rehan yang mendengarnya tentu saja tertawa, Rehan tidak pernah menyangka akan mendengar cerita tentang mantan kekasih istrinya seperti ini. "Melihat kamu yang antusias menceritakan keburukannya, sepertinya kamu sangat mencintainya dulu." Kata Rehan memancing. "Ah, pantas saja pas kita bertemu pertama kali kamu bilang tidak perlu mencampuri urusan satu sama lain dan tidak apa-apa jika kita memiliki pasangan masing-masing. Jangan-jangan kamu masih nggak bisa move on ya?" Lanjut Rehan menggoda. Alisa yang mendengarnya tentu saja tidak bisa mengatakan apa-apa karena dulu dirinya memang seperti itu, tapi setelah malam pernikahannya, dirinya benar-benar ingin mencabik-cabik mantan kekasihnya yang tidak tahu malu itu. "Wah ternyata benar! Aku penasaran setampan apa dia." Lanjut Rehan lagi. "Berhentilah! Kamu lebih tampan." Kata Alisa sedikit frustasi. Rehan yang tidak menyangka akan mendapatkan jawaban seperti itu tentu saja langsung terdiam. "Apa? Kamu nggak tahu kalau kamu itu tampan?" Tanya Alisa penasaran. "Aku tahu kalau aku tampan rupawan, tapi sedikit nggak menyangka jika kamu juga berpikiran seperti itu." Jawab Rehan yang langsung saja membuat Alisa tak percaya saat mendengarnya. "Tidurlah, besok kita harus pulang." Kata Alisa sembari melempar bantalnya ke arah Rehan. Rehan tertawa pelan dan mendekati istrinya, Rehan memeluk pelan tubuh Alisa agar wanita itu tidak merasa sesak. "Aku hanya akan memelukmu, tidak akan melakukan hal yang lebih." Bisik Rehan memberitahu. "Padahal tidak apa-apa jika ingin lebih, toh kita pasangan suami istri." Balas Alisa dengan entengnya. "Aku tidak mau melakukannya jika kamu tidak menginginkannya." Alisa terdiam saat mendengarnya, keduanya pun memejamkan matanya dan Alisa tertidur lebih dulu. Jam menunjukkan pukul 11 malam saat Rehan kembali membuka matanya, melihat di atas nakas tidak ada air Rehan pun segera keluar dan berniat untuk mengambil minum untuk istrinya yang biasa terbangun di tengah malam untuk minum. "Belum tidur?" Pertanyaan dari papa mertuanya yang juga ada di dapur membuat Rehan tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Alisa terbiasa bangun dan minum, karena tidak ada air jadi saya mengambilnya." Kata Rehan memberitahu tujuannya. "Bisa kita bicara nanti?" Tanya Daniel lagi. "Tentu saja," jawab Rehan yang langsung saja menjawab dengan cepat. "Kalau begitu ayo kita ke ruang keluarga setelah ini," ajak Daniel yang langsung saja dijawabi anggukan oleh Rehan. Rehan mengambil air dan pergi lebih dulu, tentu saja Rehan kembali ke kamar dan meletakkan gelas di atas nakas. Sebelum keluar, Rehan mencium kening istrinya lama. Rehan duduk di bawah bersama dengan mertuanya yang sudah menata catur. "Apa mama sudah tidur?" Tanya Rehan penasaran. "Sudah, dia tidur lebih awal karena tubuhnya lemah akhir-akhir ini." Jawab Daniel memberitahu. "Bagaimana dengan kalian?" Tanya Daniel penasaran. "Alisa lebih tenang, dia juga hanya keluar bersama teman-temannya." Jawab Rehan memberitahu. "Apakah dia masih berhubungan dengan kekasihnya itu?" Tanya Daniel tidak bisa berhenti penasaran. "Saya tidak tahu, tapi sepertinya tidak." Jawab Rehan tidak mencerminkan detail yang ia tahu. Rehan menjalankan kuda setelah melihat mertuanya menjalankan pionnya. "Kamu benar-benar keluar dari perusahaan?" Tanya Daniel penasaran. "Saya mengerjakannya dari rumah," jawab Rehan singkat. "Apakah anda tahu tipe ideal putri anda? Dia suka laki-laki yang bisa memasak dan juga bisa menemani dia kemana saja." Lanjut Rehan memberitahu. "Benarkah? Itu sangat bertolak belakang denganku, jadi kupikir dia benar-benar membenciku." Balas Daniel sedikit tersenyum kecut. "Apakah tetap stabil jika kamu menjalankan di rumah?" Tanya Daniel lagi. "Setidaknya tidak akan sampai turun peringkat, jadi jangan khawatir. Putri anda akan baik-baik saja bersama saya." Jawab Daniel lagi. "Skak!" Rehan bersuara dengan sedikit keras, Daniel yang tidak menyangka akan dikepung tentu saja mengakui kekalahannya. Rehan tersenyum tipis dan mulai mengatur ulang catur untuk main di ronde selanjutnya. "Sepertinya pandangan Alisa tentang anda sudah berubah, jadi bersikaplah dengan ramah dan hangat." Kata Rehan memberitahu. "Mama Alisa sangat khawatir saat tahu Alisa tiba-tiba akan menikah, dia beberapa kali membujuk untuk mengikuti keinginan Alisa." Kata Daniel memberitahu. "Lalu bagaimana anda menjawabnya?" Tanya Rehan penasaran. "Bukan aku, tapi setiap kali mamanya melihat Alisa pulang dengan wajah ceria membuat mamanya tidak lagi khawatir." Jawab Daniel memberitahu. "Aku yakin dia sangat nyaman bersamamu," lanjut Daniel memberitahu. "Meskipun seperti itu, kamu jangan terlalu memanjakannya, dia lebih suka keluar bersama teman-temannya untuk berpetualang, dan itu akan menghabiskan uangmu jika kamu melonggarkan pengawasan." Kata Daniel memberitahu. "Saya tidak masalah, lagipula yang saya amati sampai hari ini teman-temannya baik dan memikirkan Alisa. Mereka memikirkan satu sama lain, jadi saya lebih merasa aman jika Alisa punya teman untuk berbagi cerita. Jadi setidaknya jika ada masalah dia tidak memikirkannya sendirian." Jawab Rehan dengan tenang. Daniel yang mendengarnya tentu saja hanya diam, dia benar-benar tidak menyangka jika putrinya akan sangat dicintai oleh laki-laki baik seperti Rehan. "Kenapa putri saya?" Tanya Daniel penasaran. "Karena saya menyukainya," jawab Daniel dengan cepat. "Tapi bukankah kalian belum pernah bertemu?" Tanya Daniel sedikit bingung. "Tidak, kita pernah bertemu sebelumnya. Dia benar-benar memikat hati dipertemuan pertama sampai saat ini." Jawab Rehan memberitahu. "Jangan berpikiran saya c***l, saya tidak pernah berpikir negatif tentang putri anda. Saya benar-benar tertarik karena dia baik hati dan menghargai seseorang yang ada di bawahnya, bukan hanya tentang status, dia juga sangat menghargai sebuah kehidupan." Lanjut Rehan menjelaskan lebih jelas. Rehan tidak berbohong tentang itu, Rehan sudah bertemu dengan Alisa beberapa kali meskipun Alisa mungkin sudah melupakannya. Pertama saat Alisa keluar membawakan makanan yang dibungkus untuk seorang pengemis yang memungut makanan di luar restoran. Kedua, saat Rehan melihat wanita itu memberikan makan dan minum untuk seekor kucing yang terluka bagian matanya. Saat itu istrinya juga terus bergumam tentang siapa yang tega melakukan hal seperti itu. Selain itu, ada saat dirinya dibantu oleh orang itu. Saat itu dirinya ada di bandara dan siap untuk melakukan perjalanan. Entah bagaimana dirinya kembali bertemu di bandara, istrinya itu bersama teman-temannya dan tersenyum riang. Dirinya yang teledor menjatuhkan dompetnya, dan entah gimana ceritanya istrinya lah yang menemukannya dan mengembalikannya. Bahkan istrinya tidak basa-basi untuk menarik perhatiannya seperti wanita lain pada umumnya, untuk itu Rehan benar-benar tertarik dengannya. Rehan mencaritahu tentang Alisa dengan sangat detail, dan mengajukan lamaran pada akhirnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN