Arsel, Ara dan lainnya sampai di perkemahan. Mereka pun diharuskan mendaki menuju ke bukit tempat mereka akan mendirikan tenda. Sebenarnya meski dicap anak manja, Arsel mantan anak pramuka. Soal kemah dia sudah tidak asing lagi. Arsel memegang tangan Ara dan membawa Ara untuk mendaki. “Hati-hati, Sayang!” pinta Arsel sengaja mengencangkan kata ‘Sayang agar Aksa mendengar. Namun, Aksa mencoba menulikan pendengarannya. “Ayo anak-anak!” ajak Aksa kepada murid-muridnya. “Huuu … saat yang lain sudah ‘Ayo sayang, situ masih ‘Ayo anak-anak,” ejek Arsel yang sangat julid pada Aksa. “Mas, jangan mulai!” tegur Ara. “Enggak, Sayang,” jawab Arsel. “Daripada kamu bantu aku yang bisa sendiri, kamu bantu anak-anak saja. Tadi kamu sudah berjanji untuk gak ngintilin aku,” oceh Ara. “Anak-anakn

