Setelah mengurus Alfath yang pup, hari mulai malam. Kini anak-anak setelah melakukan kegiatan pun dipersilahkan tidur. Ara juga sudah tidur bersama anak-anak cewek, sedangkan Arsel tidak bisa tidur kalau tidak desak-desakan. Arsel memilih berdiam di depan api unggun yang menyala kecil. Cowok itu beberapa kali akan memukul tangannya karena banyak nyamuk. Meski mantan anak pramuka, tetapi kehidupan Arsel sangat nyaman dan enak. Kalau bukan demi Ara, dia tidak mau ikut berkemah begini. Sudah digigit nyamuk tangan gatal, sekarang udara sangat dingin. Seorang pria ikut bergabung dengan Arsel, pria itu mengulurkan sosis yang sudah ditusuk dengan kayu kecil ke api. Bau sosis bakar kini menyengat hidung. “Kenapa nyusul ke sini?” tanya Arsel yang kesal melihat Aksa. “Apa sih? Ini bukan tempat

