Bab 12

1598 Kata

Bening menatap Banyu tidak percaya. Kata-kata yang baru saja meluncur dari bibir pria itu bergema berulang kali di kepalanya. “Aku datang untuk menjemput istriku pulang.” Istriku. Sejak kapan Banyu menganggapnya sebagai istri? Bukankah selama ini status pernikahan mereka hanya seperti pajangan? Sebuah formalitas yang dipaksakan, sesuatu yang lebih banyak membuat luka daripada bahagia? Rasanya hampir mustahil, pria yang selalu dingin dan menjaga jarak itu tiba-tiba mengucapkan kalimat seintim ini. Bening berdiri santai, menyilangkan tangan di depan d a da, berusaha menyembunyikan guncangan di dadanya. Ia menahan napas panjang, menegakkan tubuh seolah ingin menunjukkan bahwa ucapan Banyu sama sekali tidak mempengaruhinya. Pandangannya beralih, dan tanpa menanggapi lebih jauh, ia kembali

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN