PART 72 Senyum Bima mengembang saat tiba di rumahnya. Tentu saja siapa yang tidak akan tersenyum dengan begitu lebar ketika tiba di rumah, istri sudah menunggu di depan pintu utama dengan perut buncitnya. "Sayang, kamu tunggu aku pulang?" Bima menyapa tanpa menghilangkan senyumnya. Sementara Nia yang melihat kedatangan sang suami tetap dalam posisi semula. Tangan terlipat di atas perut dengan tubuh bersandar pada kusen pintu. "Kenapa Mas terlalu percaya diri? Aku lagi nggak nungguin mas," sahut Nia ketus. Mereka sudah baikan? Tentu saja mereka sudah baikan. Namun, tidak semudah itu Nia akan bersikap ramah. Ia akan tetap bersikap jutek agar tidak terkesan seperti istri yang gampang dirayu hanya karena bercinta satu malam. "Kalau enggak tunggu aku di sini, Memangnya kamu tunggu apa l