Dengan reflek kakinya menginjak rem, diam dengan kedua mata melebar menatap ke arah sana. Di mana wanita yang pernah begitu ia gilai itu, benar-benar telah lemas tak berdaya. Seorang ibu-ibu menerima botol minyak oles, menuangkan botol kecil itu ke tangan, lalu mengusap seluruh telapak tangan Nanda, mengusap di bawah hidung serta kaki Nanda yang sepertinya terlalu dingin. Mau tak peduli, tapi dia kenal. Mau pergi, tapi merasa kasihan. Andra diam, bimbang, bingung, galau dan nggak ngerti mau gimana. Setelah lama berperang dengan hati dan pikiran, ia memutar kunci, membuat mesin mobil kembali mati. Membuka pintu lalu turun, berjalan dengan sedikit berlari menuju ke arah kerumunan orang di depan toko. “Kenapa dia, bu?” tanyanya pada seorang ibu-ibu yang juga memperhatikan Nanda. “Sepertiny