Bulan menunduk, kedua tangan saling bertaut. “Kurasa … kakak udah tau, apa alasanku.” mengangkat kepala, menatap kedua mata Andra yang melebar. Terlihat jika lelaki itu tak suka dengan setiap kata yang keluar dari istrinya.
Kembali Andra meraih tangan Bulan, menggenggamnya begitu erat. Bahkan Bulan bisa tau jika kedua tangan Andra sampai gemetar. “Aku nggak mau kamu pergi. Aku nggak bisa tanpa kamu. Aku nggak mau pisah, Lan. Aku mohon ….” Menggeleng, menatapnya dengan penuh permohonan. Kedua mata tajamnya memerah, kedua alis tebal itu menyatu, memperlihatkan betapa ia memang tak ingin ditinggalkan. “Pliis, maafkan aku, sayang, aku mau melakukan apa saja, untuk membuatmu tetap ada di sampingku.”
Ada sudut hati yang tak tega melihat suaminya seperti ini. Rasanya ingin memeluk, membuatnya t
