Kalimat yang terdengar santai dan begitu biasa. Namun, makna dua kata terakhir yang diucapkan Bulan mampu membuat Nanda merasa sedikit sesak nafas. Wanita yang wajahnya putih pucat itu melirik Andra yang berdiri di samping Bulan. Detik kemudian, tatapannya tertuju ke arah tangan Andra yang bertengger di pinggang kecil Bulan. Mereka semesra ini? Perih. Mencengkram erat pinggiran selimut saat dengan mesra Andra membisikkan sesuatu di telinga Bulan, lalu mengecup sisi kepala gadis kecil itu. Nanda menelan ludah yang tercekat, mengalihkan tatapan, menahan hati yang ternyata tetap saja sakit. Move on dari Andra, itu sesuatu yang beberapa tahun ia coba, tapi selalu gagal. Ternyata dia sangat mencintai lelaki itu. Lelaki yang sebenarnya sudah memiliki dirinya sepenuhnya. Semua, seluruh tubuhny