Keesokan harinya, Gibran tidak menyadari bahwa ia sedang berada di ruang rawat. Ia baru ingat bahwa semalam ada pertempuran yang sangat hebat.
Gibran bangun dari tidurnya. Tubuhnya begitu terasa sangat sakit dan kepalanya pening. Ia ingat dengan Selma, bagaimana kondisi istrinya saat ini.
Gibran mencoba untuk menarik infus yang ada ditangannya, namun ada seseorang yang menentang aksi Gibran itu.
"Lo mau mati?” ucap seseorang yang berada di sisi Gibran.
"Robby!” Gibran terkejut dengan kehadiran kakak ipar sekaligus sahabatnya itu.
"Gue harus ketemu dengan Istri gue."
"Percuma, Bran.”
Gibran menengok kearah Robby akibat perkataan Robby yang sangat ambigu. "Percuma apaan! Lo jangan bikin gue khawatir Robby!” kesal Gibran.
"Kita keluarga gak boleh masuk ke ruangan Selma."
"Gue s
