Satu hari berlalu, kondisi Gibran sudah membaik dari pada kemarin. Luka bekas tusukan s*****a tajam sudah mulai mengering, luka-luka yang ada diwajahnya pun, sudah perlahan menghilang. Itu semua Gibran lakukan untuk dapat bertemu dengan Selma secepatnya. Saat ini, Gibran tidak perlu menggunakan kursi roda untuk berjalan. Ia sudah bisa berjalan sendiri, tangannya pun sudah tidak di infus. "Assalamualaikum, Kak,” sapa seseorang dari arah pintu ruang rawat Gibran. "Waalaikumsalam,” jawab Gibran. "Gimana kondisinya? Masih sakit?” tanya Nafasya sambil membawa peralatan untuk mengobati luka Gibran. "Kamu yang bagian jaga?” tanya Gibran. "Iya, hari ini aku yang tugas di sini,” ucap Nafasya. "Bagus deh.” Gibran membaringkan tubuhnya agar Nafasya leluasa untuk mengobatinya. "Keadaan