18

789 Kata

Malam itu, Sekar baru saja selesai melepas gaun biru yang membuat tubuhnya sesak dari luar dan dalam. Ia berdiri di depan cermin dengan pakaian tidur tipis pemberian Om Herman, menatap bayangannya sendiri dengan perasaan muak. Di dalam cermin, ia tak lagi mengenali dirinya. Hidup ini bukan miliknya. Ia seperti boneka hidup yang dikendalikan oleh tangan kekuasaan. Pintu kamar terbuka pelan. Om Herman masuk, menatap Sekar dari belakang. Ia sudah melepas dasi dan jasnya, hanya menyisakan kemeja putih yang kini kusut di bagian lengan. “Kau memukau malam ini,” ucapnya datar sambil mendekat. Sekar memejamkan mata. Ia tahu, malam ini akan seperti malam-malam sebelumnya. Namun tiba-tiba, Om Herman menarik tangannya kasar dan memaksanya duduk di sisi tempat tidur. “Aku dengar kau ingin menye

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN