55

684 Kata

Suara langkah kaki kecil berlari- lari di lantai marmer rumah besar itu terdengar nyaring di pagi yang dingin. Sekar, dengan rambut yang masih tergerai dan wajah pucat karena kurang tidur, turun dari tangga menuju dapur untuk mengambil air hangat. Tapi langkahnya terhenti di tengah jalan. Matanya terpaku pada pemandangan yang membuat dadanya sesak. Di ruang keluarga yang luas dan mewah itu, Nuna duduk di sofa panjang sambil menyandarkan tubuhnya manja pada Herman. Pria itu duduk tenang, membaca koran pagi, tetapi tidak menolak ketika Nuna dengan sengaja merapatkan tubuhnya ke sisi Herman. Bahkan, tangan Herman terlihat melingkari pinggang Nuna seperti sudah sangat terbiasa. Sekar mematung. Dia tidak bermimpi. Itu nyata. Nuna benar-benar ada di rumah ini. Bibir Sekar gemetar. Nafasnya t

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN