BRAK!
Dimas menutup pintu dan berdiri di belakang pintu agar Sekar tidak keluar dari kamarnya. Gadis itu sudah mengganggunya hingga ia tidak bsia berkonsentrasi. Padahal sedikit lagi, Dimas mencapai puncak asmara dengan fantasi liarnya.
"Mau kemana?" tanya Dimas menatap Sekar dengan lekat.
Sekar nampak santai dan sesekali melihat ke arah ubi ungu milik Dimas yang masih menegak dengan keras.
"Mau keluar. Mau cari makan dan minum di dapur. Aku lapar dan haus," jelas Sekar dengan penuh peneknan.
Tapi kata -katanay malah membuat Dimas ingin mengungkung gadis imut itu. Benar kata Sekartadi, Dimas harus mencari wanita untuk menjadi kekasihnya agar ia bisa gratis mendapatkan kepuasan.
Sekar menatap Dimas dan beberapa otot lengan serat dad4 Dimas yang terlihat mengagumkan. Tubuhnya sangatkuat dan kekar sekali. Mungkin nyaman berada di bawah tbuh lelaki ini. Sesekali melakuakn sebuah tantangan yang menantang tida apa kan? Toh, Herman, kekasihnya sudah terlelap karena kelelahan setelah mereka melakukan tiga ronde malam ini. api, Sekar masih belum puas.
"Kamu saja yang menjadi kekasihku. Biar aku bisa mencicipimu juga. Aku suka suara desahanmu itu," bisik Dimas mengusap wajah Sekar dengan lembut.
Pipi mulus itu begitu dingin karena udara.
"Kamu lupa? Aku ini kekasih Om kamu. Calon istri Om kamu. Sebentar lagi akan menjadi istri dari Om Herman, dan kamuakan menjadi keponakan aku," jelas Sekar lagi.
"Terus? Apa peduliku? Aku tahu kamu juga menginginkan ini bukan?" ucap Dimas mencengkeram kedua lengan Sekar.
Tubuh mungil itu di dorong pelan dan di jatuhkan ke atas kasur empuk miliknya.
Lingerie merah itu terangkat hingga ke bagian perut. Dimas bisa melihat lumbung enikmatan itu tak tetutup. Bahkan rumputhalusnya tercukur rapi dan menyisakan sedikit untuk mempermanis daerah lumbung itu.
Kaki Sekar terangkat dan menapak pada tepi ranjang.
"Kamu mau apa?" ucap Sekar tanpa ada rasa takut.
Dimas melepas kaos dalamnya dan langsung mengungung tubuh Sekar tanpa banyak bicara.
Pikirannya sudah dikuasai oleh nafsu beja4t. Dimas sudah tida peduli, siapa Sekar. Rasanya resiko berat bakal Dimas terima.
Gara -gara mendengar suara desahan tadi. Gairah Dimas memnucak. Ubi ungunya sudah siap menghujam lumbung kenikmatan yang pastinya aan menghasilkan suara desahan yang lebih seksi.
Dimas sudah berhasil mengungkung tubuh mungil Sekar. Sepertinya Sekarsama seklai tidak keberatan dan malah ia terlihat nyaman.
Ubi ungunya spontan menggesek lumbung kenikmatan milik Sekar yang begitu empuk dan hangat. Rasanya ubu ungu milik Dimas sudah idak bisa menahan lagi untuk berendam di dalam lumbung hangat itu.
"Aku ingin mendengar suara desahan kamu, Sekar. jangan buat aku kecewa. Aku akan memberika yang terbaik untuk kamu," bisik Dimas mulai menciumi leher Sekar dengan liar.
Tubuh Sekar mulai bergerak seperti penari. Apalagi saat Dimas mula menuntun ubi ungunya yang begitu panjang dan besar. Sekar was -was jika seluruh ubi ungu itu tidak dapat masuk ke dalam semua dengan pas.
"Punyamu besar sekali ..." bisik Sekar saat Dimas mulai menggesekkan ujung ubi ungu itu di pintu lumbung yang mulai terasa basah.
Dimas tersenyum miring dan mengulum bibir tipis Sekar.
"Besar mana dengan kepunyaan Om Herman?" bisik Dimas seperti tidak ingin tersaingi.
"Besar milikmu. Tapi, sampai saat ini Mas Herman selalu bisa memuaskan aku dan tidak lemah. Dia kuat bermain di ranjang. Kalau kamu? Aku tidak tahu ..." bisik Sekar seolah memnag sedang menggoda Dimas dan tentunya sedikit mengejek. Ucapannay seolah milik kekasihnya ebih kuat dibandingkan milik Dimas yang telihat besardan panjang itu.
"s**t! Aku lebih muda! Punyaku lebih besar! Sudah pasti aku bisa lebih kuat dan tahan lama. Aku jamin kamu tidak akan pernah melupakan aku dan meminta kembali permainan liar ini," bisik Dimas membuat tubuh Sekar meremang.
Sekar suka dengan pria yang memberikannya tantangan. Ada kepuasan tersendiri di dalam dirinya. alau orang menyebutnya cewek hiper, Sekar tidak keberatan. Sekar suka seks dan uang.
"Oh ya? Tunjukkan padaku. Kamu punya trik apa agar bisa membuat aku lemah tak erdaya dalam hitungan menit," jelas Sekar memberikan tantangan.
"Kamu menantangku gadis liar?" bisik Dimas yang sudah siap memasukkan ubi ungunya untuk menembus lumbung kenikmatan itu.
Tangan Sekar sudah memegang pundak Dimas. Sekar terlihat sangat siap melakukan adegan panas bersama keponakan kekasihnya itu.
Blus ...
Ubi ungu itu berhasil masuk ke dalam lumbung dengan mudah.
Tentu saja itu sanagt mudah dilakukan. Sekar bukan perawan dan lumbungnya baru saja dinikmati Om Herman. Kulitnya juga masih elastis membuka.
Sekar menata lekat dua bola mata Diams. I amerakasna lumbung kenikmatan milikinya begitu penuh dan sesak. Bagian intinya langsung bisa di dapatdan Sekar tanpa aba -aba mendesah denagn suara yang membuat libido Dimas semakin meningkat.
"Arghh ... Dimas ..." racau Sekar dengan cengeraman di pudak Dimas semakin erat.
"Gimana rasanya?" tanya Dimas tersenyum puas melihat Sekar yang bergelinjang di bawah kungkungannya. Belum lagi desahan Sekar begitu lembut mengenai telinganya.
"Enak Dim. Punya kamu lebih enak, lebih keras dan terasa penuh. Aku suka. Jangan di lepas, Dimas ..." racau Sekar seperti baru merasakan ercinta saja.
Selama ini, Sekar memiliki kekasih dengan ukuran ubi ungu yang normal dan rasanya begitu standar. Lihat milik bagus seperi ubi ungu peremium denga kualitas yang terjaga sekali kekuatannya.
Dimas semkain senang di puji seperti itu. Sekar tidak berbohong. Raut wajahnya terliat sekali kalau Sekar sangat menikmati. Padahal, Sekar baru saja selesai bercinta dengan Om Herman. Apakah gadis ini tidak puas?
"Kamu tidak puas dengan permainan Om Herman?" bisik Dimas yang terus menghujam lumbung itu dengan gerakan yang sangat cepat dan begitu dalam menyentuhnya.
Sekar saja sampai kesulitan mengimbanginya dan bekali -kali ia terengah -engah dengan tubuh yang reflek bergetar hebat.
Sekara menatap Diams sayu. Ia puas selama ini. Tapi mencoba yang berbeda kenapa ia jadi uka dengan ubi ungu milik Dimas. Sial! Sekar sudah terjebak dengan gairah nakal Dimas.
"Argh! Dimas! Tolong percepat lagi. Aku mau ... Argh ..."
Ini sudah ketiga kalinya Sekar K.O. di bawah kungkungan tubuh Dimas. Diams benar -benar kuat, enak dan sangat nikmat sekali.