Dimas mengerutkan keningnya sambil menatap ke arah pintu. Ia yain sekali kalau suara itu jelas berasal dari dalam ruangan HRD. Karena di sini ruangan yang agak besar dan paling dekat dengan Dimas hanya ruangan ini. OB yang menyapanya tadi sudah menjauh di ujung lorong. Ia terkesan nampak santai dan sudah biasa. Dimas kembali melirik ke arah jam tangannya. Ini masih jam tujuh kurang. Kalau benar jam delapan baru mulai di panggil. Dimas harus menunggu satu jam lebih. Lalu, selama menunggu harus mendengar suara misterius ini dengan hati gelisah antara ingin dan benci? Suara itu kadang keras tapi juga kadang begitu lembut. Aktivitas pertemuan anatara kulit dan kulit, jelas membuat keduakulit itu berhasil membunyikan suara yang membuat Dimas merinding dan otaknya berpikir m3sum. Dimas segera