Dimas harus bertahan. Ia pura -pura memejamkan kedua matanya dan mengapit guling di antara kedua pahanya karena ubi ungunya semakin beringas mencari suara desahan yang kian membuat ubi ungu itu mengeras dan menegang. Suara desahan Agnes semakin terdengar menggairahkan sekali. Rasanya tubuh Dimas ingin berbalik dan membungkam bibir Agnes yang sudah perna ia rasakan. Rasanya sungguh nikmat, lembut dan manis. "Eungh ..." suara desahan itu semakin membuat Dimas begitu kacau. Dimas menutup telinganya dan berusaha untuk tidur. Sayup -sayup suara desahan itu terhenti dan menghilang. Hanya saja, gelombang pelan di kasurnya terasa sekali getarannya. Mungkin Agnes sudah mencapai puncaknya. "Gila, baru tadi sore di rujak sama bosnya, ini sudah pengen lagi," batin Dimas merasa tak masuk akal. Be