Jonathan duduk di hadapan Papa dan Mamanya serta kedua calon mertuanya dengan kepala menunduk. Adam melihat Jonathan geram, kesal juga kasihan. Sebagai laki-laki dia mengerti perasaan Jonathan. Namun dia memposisikan dirinya sebagai ayah, pria yang tidak terima anaknya di sentuh sebelum menikah. "Saya masih menunggu penjelasan kamu, Jonathan!" kata Adam dengan nada tegas. "Saya.." Jonathan tidak mungkin mengatakan kalau dia tidak tahan lagi, kan? Mau taruh di mana mukanya? "Apa?" kejar Adam. "Maaf, Pak. Saya mengaku salah." hanya kata itulah yang mampu Jonathan ucapkan. Dia mengangkat kepalanya dan membalas tatapan tajam Adam. "Saya tidak mau tahu, dua hari lagi kalian harus menikah," kata Adam lagi. Dia tidak ingin Jonathan dan Jasmine melakukan dosa, sebaiknya memang mereka sege