Amelia POV
Hening malam di kamar ini terasa begitu menusuk. Suara napas Samuel yang teratur mengiringi detak jantungku yang tidak karuan. Tubuhnya masih mendekapku erat, seakan takut aku akan menghilang darinya. Wajahnya begitu damai saat tertidur, bagai bayi yang lelap di dunia tanpa beban. Tetapi aku? Hatiku penuh pergolakan, penuh rasa bersalah, penuh luka.
Tadi malam, aku menyerahkan segalanya. Aku menyerahkan diriku, hatiku, bahkan mungkin sisa keyakinanku pada cinta, kepada Samuel. Aku yang dua hari ini berdiri teguh melawan cinta yang tak pantas, akhirnya roboh oleh pria ini, anak dari sahabatku sendiri. Bagaimana mungkin aku sampai ke titik ini? Aku tahu ini salah. Tuhan tahu aku tahu. Tapi di tengah api cintanya, di bawah sentuhan yang membakar dan memabukkan itu, aku merasa hid
