Amelia POV Aku berjalan di bawah hujan bersama Samuel, di bawah payung yang dia bawa. Meskipun hatiku tersentuh melihat dia sengaja memiringkan payung itu lebih banyak ke arahku, membiarkan bahu kanannya basah oleh hujan, aku berusaha mengenyahkan rasa hangat yang muncul di dadaku. Tidak. Aku tidak boleh membiarkan perasaan ini menguasai diriku. Aku sudah bertekad untuk bersikap seadanya, berbicara seperlunya saja pada Samuel. Tidak lagi ada nada ramah seperti sebelumnya, ketika aku masih menganggap dia hanya sebagai anak Anneke. Aku akan bersikap dingin, formal, seperti orang asing yang kebetulan berbagi perjalanan. Tatapan matanya? Tidak lagi akan kuhindari. Aku akan menatapnya langsung, tetapi dengan dingin, tanpa emosi. Bukan untuk mendekatkan diri, melainkan untuk membuktikan bahwa