Hari demi hari terlewati, tibalah di hari yang begitu penting. Hari di mana kisah itu bermula. Ya, hari ulang tahun pernikahan mereka yang kedua. Bagi mereka adalah yang pertama, sebab di tahun pertama bukanlah keadaan yang bersahabat untuk dirayakan. Namun—di tahun yang kedua ini. Entah karena takdir yang tidak berpihak—kembali, keadaan tidak memungkinkan mereka untuk merayakannya. Dalam diam Zharif menggenggam tangan ringkih itu. Matanya tak lepas dari aura wajah penuh kedamaian, yang seketika itu pula membawanya pada kehangatan. Bibirnya yang terulas senyum tulus kini mulai berkedut getir saat menyadari sesuatu. "Selamat hari ulang tahun pernikahan, istriku," bisiknya seusai mengecup telapak tangan Almira. "Cepatlah sadar. Dan katakan kalimat balasan selamat untukku," timpalnya kemud