Wanita itu lantas tersungkur sembari memegangi pipi kanannya yang perih oleh sebab tamparan kuat. Penampilannya sangat kacau, pun dengan perasaannya kini. Matanya yang berair menatap sendu sosok wanita yang menatapnya dengan nyalang. "Keterlaluan kamu, Sabina! Tak cukupkah kekacauan yang kamu lakukan dulu, hah?! Tak bisakah kamu mengambil pelajaran di dalamnya, hah?!" Sophia menarik kasar lengan Sabina, menyuruhnya untuk berdiri. Kembali, ia layangkan satu tamparan lagi di pipi kiri Sabina. "Kamu membuat semua orang menderita dengan sifat egoismu itu!" Sabina menangis terisak. Wanita itu menyesal. Sungguh, teramat sangat menyesal dirinya. Ingin rasanya ia mengakhiri hidup, sebab terlalu sesak dadanya atas penyesalannya itu. "Kasihan Abi dan Umi yang merawatmu sejauh ini. Kasihan juga ib