7. Permintaan Bukti dari Ayah

1697 Kata

Malam itu, dengan segala keberanian yang ada, Almira mulai menghampiri Zharif yang sedang duduk di halaman rumah. Dengan secangkir kopi yang menemaninya di tengah dinginnya malam. Bukan tanpa alasan, bukan sebagai pendekatan, melainkan untuknya menanyakan ketersediaan pria itu dalam menghadap orang tua Almira. Menjelaskan semuanya, seperti yang orang tua Almira inginkan. "Maaf, Mas. Boleh saya duduk di sini?" tanya Almira meminta izin dengan hati-hati. Ia menunduk, tak berani menampakkan muka. Ya, meski tampak sia-sia sebab Zharif pun pasti tidak sudi menatap ke arahnya. "Ya." Hanya jawaban singkat, dan dilafalkan tanpa intonasi yang berarti. Almira pun segera mengambil duduk di samping Zharif. Ah, lebih tepatnya di seberang, sebab tersekat oleh meja. Dengan ragu, diliriknya Zharif yang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN