14. Setelah Akad

1803 Kata

Malam itu udara terasa berat. Sisa keramaian di rumah Pak Lurah perlahan mereda. Warga sudah kembali ke rumah masing-masing setelah menyaksikan pernikahan mendadak antara Indira dengan Arman. Begitu pun dengan Indira dan Arman. Kini, mereka sudah berada di ruang tamu rumah Bik Ningsih dengan didampingi oleh dua lelaki yaitu Usman serta Wawan. Cahaya lampu menyoroti wajah-wajah lelah yang masih belum sepenuhnya percaya pada kejadian malam itu. Indira duduk di ujung kursi panjang dengan kepala tertunduk, sementara Bik Ningsih duduk di sebelahnya, sesekali mengelus bahu gadis itu untuk menenangkan. Arman duduk berhadapan, wajahnya tenang meski di balik tatapan matanya tersimpan rasa campur aduk: tanggung jawab, bingung, sekaligus takut salah langkah. “Indira!” suaranya memecah keheningan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN