Bab 99 Luka Tak Tersentuh

1482 Kata

Hari-hari pertama di Milan terasa aneh bagi Rania. Bukan karena udara dingin yang menusuk tulang meski matahari bersinar, bukan pula karena bahasa yang terdengar seperti nyanyian asing di telinganya. Yang paling aneh adalah... keheningan itu. Keheningan di antara dirinya dan Arga, yang meski tinggal di apartemen yang sama, selalu terasa memiliki jarak selebar samudra. Apartemen itu elegan, dindingnya berwarna putih gading, jendela besar menghadap ke kanal kecil dengan air yang berkilau, dan aroma kopi Italia yang setiap pagi selalu memenuhi ruang tamu. Mahardika menyewakan tempat ini untuk mereka selama satu bulan, sampai urusan kerja di cabang selesai. Rania bangun lebih dulu hampir setiap pagi. Ia akan duduk di tepi balkon kecil, menyeduh teh, lalu menatap matahari terbit yang berwar

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN