Bab 12 Klaim

1064 Kata

Rania baru saja menyimpan berkas di meja ketika pintu ruang CEO terbuka lebar. Gibran berdiri di sana, masih mengenakan setelan rapi, tapi sorot matanya tidak seperti biasanya—tajam, penuh tekanan. “Masuk,” ucapnya singkat. Begitu Rania menutup pintu, Gibran bersandar di meja, menyilangkan tangan. “Apa yang Tirto mau darimu?” “Dia cuma...” “Jawab yang jelas, Rania.” Suaranya dalam, nyaris dingin. Dia seperti angin yang berusaha menahan badai. Rania menahan napas. “Dia cuma… mengingatkan aku supaya hati-hati. Dia pikir aku terlalu dekat sama kamu.” Alis Gibran bergerak tipis. “Kamu bilang apa?” “Aku bilang dia salah.” Gibran berjalan mendekat, setiap langkahnya membuat jarak semakin sempit. “Dia suka kamu,” katanya pelan. “Dan aku tidak suka cara dia melihatmu.” “Dia nggak melakuka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN