Melihat pemandangan yang ada di depan matanya saat ini, pengkhianatan, itulah yang Levin rasakan. Terhempas lah Levin ke dalam pusaran perasaan yang paling kelam. Ia yang sejatinya seorang pria penuh kasih, kini terbakar api cemburu yang mengamuk di relung hatinya.
Dengan langkah yang terburu-buru, ia memasuki kamar hotel yang menjadi saksi bisu pengkhianatan itu dan tak termaafkan. Seolah hidupnya berputar dalam sekejap, mata Levin tertancap pada Jessica yang tengah bermesraan dengan seorang pria lain. Jantung Levin seketika terasa berhenti berdetak; bayangan cinta mereka yang sejatinya akan dikuduskan pada hari ini, pupus sudah oleh keintiman yang ia saksikan.
Bugh!
Dengan sekujur tubuh yang bergetar oleh emosi yang memuncak, Levin mendekat dan tanpa bisa mengendalikan emosinya, ia me
