Anin masih memikirkan pesan singkat yang ia terima entah dari siapa. Pagi ini tidak ada lanjutan pesan singkat lain, tapi tetap cukup mengusik. “Pagi, Non,” sapa chef Airin, kemudian memperkenalkan Anin pada rekannya yang lain. Chef Airin memerintahkan beberapa anak buahnya untuk membantu Anin baking. “Chef, ini nggak kebanyakan yang bantuin saya?” bisik Anin. “Standarnya memang begitu, Non.” Sekalipun masih bingung, Anin tetap mengangguk. Standar yang tidak biasa, Airin hanya tidak jujur kalau ini adalah perintah Lukas. Lelaki itu meminta Airin memastikan Anin tidak kelelahan sekalipun dia terlihat senang dan bersemangat. Lebih kurang tiga hingga empat jam dengan fasilitas yang memadai dan banyak tenaga yang membantu dua ratus cinnamon roll siap disajikan—tertata rapi di meja khusus.