“Kalian datang ke sini mau bekerja atau mengobrol, hm?” tanya Lukas sinis. Belum sempat yang ditanya menjawab, Lukas kembali bersuara, “Anin, saya ingin bicara dengan kamu,” titah Lukas, berjalan lebih dulu meninggalkan ciwi-ciwi yang ketakutan setelah ditegur Pak Komisaris. “Nin …. Duh, kamu hati-hati, ya,” kata rekannya mengkhawatirkan Anin yang akan diajak bicara dengan Lukas. Mereka tahu kalau Anin kini menjadi asisten di Pak Komisaris yang dingin dan arogan itu. Namun, melihat interaksi keduanya, tetap Lukas tidak ada ramah-ramahnya. Berbeda dengan mereka yang ketar-ketir Anin dimarahi Lukas, Anin malah ketar-ketir takut hubungannya ketahuan. “I–iya. Aku permisi, ya,” kata Anin melambaikan tangannya pelan. “Semangat Anin …!” Anin mengangguk pelan seraya meringis. “Takut banget An

