Usai membersihkan diri, Anin bersiap menuju pulau kapuk. Ia tertegun di ujung ranjang, mengembuskan napas panjang saat melihat boneka pemberian Lukas—hampir sebesar tubuhnya. Kasurnya jadi terasa sempit dibuatnya. Jangan tanya bagaimana Anin bisa membawa boneka itu pulang. "Tidur di sofa sana, menyusahkanku saja," gumamnya pada teddy bear berwarna pink yang terbaring di kasurnya. Baru saja hendak memindahkannya, Anin mendekatkan wajah dan mengendus beberapa bagian, menemukan jejak aroma Lukas. Seketika ia menjauh, lalu meletakkan boneka itu di sofa. Kenapa ada wangi dia? Kembali ke ranjang, Anin bersiap tidur, sesekali melirik boneka itu. Bayangan Lukas memenuhi pikirannya, tapi dengan cepat ia menepisnya. Lupakan Anin. *** Pagi ini, Anin berangkat bersama Adit. Lelaki itu mengataka

