“Sudah sampai kabari, ya.” Senyum Lukas merekah saat mengingat pesan singkat dari Anin. Saat ini, ia sedang dalam penerbangan—bukan ke Singapura, melainkan ke Semarang. Semarang? Ya, tidak salah. Lukas sengaja meminta Evan memesankan penerbangan khusus karena ingin menemui Bu Rahma. Egonya tersentil saat menyadari bahwa ia belum bisa menerima ajakan ibu mertuanya untuk bertemu langsung. Lukas bukan pengecut. Bu Rahma ingin bertemu dengannya, maka ia akan datang. Harus, tidak ingin mengecewakan. Bagaimanapun, ia yang telah menculik anak gadis Bu Rahma, menyakiti hatinya, melukai fisiknya, dan mencuri ciuman pertamanya. Mengingat itu, Lukas tersenyum kecil. Tangannya terangkat, menyentuh bibirnya, mengingat kelembutan lumatan malam itu. Apa yang akan ia katakan pada Bu Rahma nanti? Tent

