Wajah Safina merah padam. Matanya pun memerah menahan tangis. Dadanya bergemuruh menahan amarahnya pada sang suami. Perempuan itu berlari ke kamar lalu membanting pintu dengan keras. "Safina!" teriak Iqbal lalu berbalik menghadap Vania. "Jangan rusak rumah tangga yang sudah aku bangun dengan susah payah bersama Safina. Kenapa baru datang sekarang kalau memang itu anakku? Pergi kamu dari sini! Aku enggak mau melihat wajahmu lagi?" Iqbal menarik tangan Vania yang menolak untuk pergi dari rumah itu. Pria itu tidak mau berurusan dengan Vania lagi. Dia merasa tidak pernah menyentuh Vania sebelum mereka menikah. Iqbal terus menarik Vania keluar dari rumahnya. Setelah berhasil mengeluarkan Safina dari rumahnya, Iqbal menutup pintu dan mengunci dari dalam. Yang ada di pikirannya saat ini hanya