Mungkin ini yang dimaksud jangan senang dulu, kadang ada saja skenario Tuhan yang mematahkan hal itu. Rea ulas senyum. "Kayak yang kamu lihat aja, Nat." Dan berujar santai. Tentang dirinya sedang apa di sini. Tatapan Jonathan lalu menilai, tampak sekali demikian. Dari atas sampai bawah dan ke atas lagi menyorot penampilan Rea. Untungnya sebelum Jonathan mangap, ponsel Rea terasa bergetar. Dan lebih untung lagi saat Rea lihat itu merupakan panggilan dari Jayakarsa. "Eh, bentar. Atasanku nelepon—atau kamu silakan lanjut jalan aja, Nat." Rea pun tidak lagi menggubris Jonathan, dia mengangkat sambungan nirkabel dari suami yang disebutnya atasan. Mau bagaimana lagi, kan? Namun, Jonathan tidak beranjak. Di seberang telepon sana Jaya bilang, "Di mana?" "Ini baru jalan mau ke sana, Pak."