“Zeu mana?” “Perpus. Balikin buku dulu katanya,” jawab Raksa. Bel tanda pulang sekolah baru berbunyi lima menit lalu dan sekarang Niel sudah menghadang layaknya preman pasar di jurusan lain. Raksa saja sempat terlonjak sampai mengambil langkah mundur karena kursi roda pamannya berada tepat ditengah-tengah jalanan pintu kelasnya. “Gimana hasilnya? Nenek lo yang rempong itu bales apa-an?” todong Niel, tanpa basa-basi. Selain berniat menjemput Zeusyu, Niel juga ingin menanyakan hasil perintahnya. Ia memberikan mandat penting agar dilakukan oleh keponakannya itu. Ditengah ketidakberdayaannya mengoperasikan alat elektronik dengan satu tangan, ia meminta Raksa untuk menghubungi mamanya terkait pemotretan Zeusyu. “Nggak bisa katanya.” “What?! Kenapa nggak bisa? Lo bilang kan, kalau gue ny