Mimpikah ini? Zeu memejamkan matanya, mencoba meresapi wangi tubuh pria yang mendekapnya. Ia mengerahkan seluruh indera penciumannya untuk merasakan kehadiran Niel. Mencari pembenaran atas apa yang bagian tubuhnya tangkap. Nathaniel nyata— Apa yang ditemuinya pagi ini bukanlah sebuah bunga tidur. Keberadaan pria itu di ranjangnya, nyata adanya. Tetes-Demi-Tetes air mata lolos. Air itu turun melalui sudut-sudut matanya yang indah. Setelah sekian lama bersabar, suaminya kembali ke dalam pelukannya. Pria itu memilihnya. Niel menepati janji mereka saat kecil. Tubuhnya bergetar— merasakan kebahagiaan yang tak dapat dirinya jabarkan. “Hey.. Kamu nangis? Kenapa? Ada yang sakit? Aku meluknya kekencengan?!” Panik Niel terbangun. “Sayang?!” Zeu menggelengkan kepalanya, “ini bukan mimpi,” raca