EMPAT PULUH TIGA

1220 Kata

“Capek ya habis nangis?!” Niel membelai puncak kepala Zeu. Gadis itu akhirnya mau dirinya peluk setelah seluruh tubuhnya lemas. Seluruh energi gadis itu sepertinya terkuras habis untuk meratapi takdir. “Cup.. Cup.. Cup.. Sayang.” Di dalam dekapannya, isakkan sesekali masih terdengar, tapi tak separah sebelumnya. Beruntunglah ada kata lelah di dunia ini. “Udah ya, jangan nangis terus. Aku minta maaf.” Zeu memijat pelipisnya. Ia tampak seperti anak kecil yang ditenangkan oleh papanya sekarang. Sayangnya, pria yang mendekatinya bukanlah sang papa, melainkan pemuda yang berulang kali menjadi alasannya menangis pilu. “Baju aku mana?!” tanya-nya tak ingin berlarut pada keadaan. “Di luar. Mau apa?! Gini aja dulu, Sayang. Nggak apa-apa. Kan aku udah liat semuanya,” bisik Niel. Ia lebih meny

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN