Langit malam sudah menggantikan cahaya sore ketika Arielle pulang ke mansion De Luca. Mobil berhenti di halaman depan, lampu-lampu eksterior memandikan fasad bangunan dengan cahaya kuning keemasan. Ia turun tanpa banyak bicara, hanya memberi anggukan singkat kepada pelayan yang membukakan pintu. Sepanjang perjalanan menuju kamar, pikirannya penuh oleh suara serak wanita tua di pesta teh sore tadi. Lyra Seraphine. Nama itu terasa asing, namun tubuhnya seolah merespons dengan cara yang tak ia mengerti. Begitu pintu kamarnya tertutup, Arielle melepaskan gaun dan perhiasan, lalu menuju kamar mandi. Bak besar sudah mulai terisi air hangat yang bercampur aroma lavender. Ia masuk perlahan, membiarkan air membungkus kulitnya. Kepalanya bersandar di tepi bak, matanya menerawang kosong, jarinya be