Hujan masih turun ketika konvoi Alvaro berhenti di depan sebuah vila tua di tepi danau. Bangunannya bergaya kolonial, cat putihnya mengelupas, namun lampu di dalam menyala hangat. Tempat ini hanya digunakan oleh mereka yang mengerti bahasa perundingan di dunia gelap. Matteo keluar lebih dulu, memastikan area aman. Dua anak buah memeriksa pintu masuk. Begitu semua jelas, Alvaro melangkah turun. Mantelnya hitam pekat, rambutnya sedikit basah, sorot matanya tetap tenang. Pintu vila dibuka oleh dua penjaga berpakaian rapi. Mereka tidak membawa senjata yang terlihat, namun tatapan mereka dingin. Alvaro berjalan masuk tanpa berbicara, langkahnya mantap. Matteo mengikuti di belakang. Lorong utama panjang, dindingnya dihiasi lukisan tua. Ujung lorong terbuka menuju ruang makan besar. Di tengah