Ketukan pintu itu membuat Arielle tersentak. Tangannya masih memegang amplop hitam dengan simbol bintang retak. Sebelum sempat ia menyembunyikannya, pintu terbuka lebar. Alvaro berdiri di ambang, wajahnya tegang, tatapannya menyapu cepat seluruh ruangan. “Kau baik-baik saja?” suaranya dalam, penuh tekanan. Arielle mengangguk, meski jantungnya masih berdebar. “Aku… menemukan ini di kamar.” Ia menyerahkan amplop. Alvaro meraihnya, membuka, lalu membaca kalimat tinta merah di dalamnya. Rahangnya mengeras. “Kapan ini ada di sini?” “Aku baru saja melihat seseorang di taman. Dia menatapku dari bawah, lalu menghilang.” Alvaro melangkah masuk, menutup pintu di belakangnya. “Kenapa kau tidak memanggil pengawal?” “Aku tidak sempat. Semuanya terjadi cepat.” Arielle mencoba menahan tatapan tajam