Arielle duduk sendirian di ruang bacanya di lantai atas mansion, tangannya sibuk membuka-buka buku tua tentang sejarah organisasi bawah tanah. Buku itu bukan koleksi pribadinya, melainkan milik Alvaro yang dengan sengaja diletakkan di rak tertutup. Tapi sekarang, kunci rak itu ada di tangannya. Ia mencurinya diam-diam kemarin malam.
Beberapa kalimat ia tandai. Tentang sistem kepemimpinan, tentang dewan klan, tentang persaingan antar keluarga besar mafia. Arielle tidak sekadar membaca, ia menyerap.
Dari jendela terbuka, angin membawa samar suara-suara pelayan di taman. Gosip mereka, meski pelan, tetap sampai ke telinga Arielle. Mereka membicarakan dirinya lagi. Bahwa istri Alvaro hanya cantik luar. Bahwa ketua klan kini tak lagi tajam karena sudah jatuh cinta. Bahwa Arielle hanya tahu ran
