Matahari sepertinya sudah mulai terlelap di peraduannya. Bu Wenny bangkit untuk menyalakan semua lampu-lampu di rumahnya, teruatama lampu luar. Gilanya lagi, dia melakukan itu sambil telanjang bulat dan dia memintaku untuk tidak dulu berpakaian. Setelah itu dia membawa minuman dan es batu sesuai permintaanku. Kami kembali berpelukan sambil mengobrol dan memuji kehebatan masing-masing. Seperti yang telah aku perkirakan, Bu Wenny sama sekali tidak merasa keberatan saat aku menceritakan jika aku sedang kena musibah, menabrak orang hingga meninggal dan harus membayar uang damai hingga lima puluh juta. Sugguh lega hati ini. Masalah yang sangat besar ternyata bisa terselesaikan dengan sangat mudah dan simple. Bu Wenny mengaku mandi bersama dan setelah itu kami duduk kembali di teras belakang s
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari