Entah berapa lama aku tertegun duduk melamun di kamar. Tak tahu harus bersikap seperti apa. Tak percaya namun nyata. Bayangan bersetubuhn antara Erik dan Tante Rinda benar-benar telah merasuki kembali pikiranku, hingga hasrat kembali bergelora yang mendesak untuk dituntaskan. [Nak San, siap-sapa ya. Sebentar lagi kita berangkat. Ibu juga ketiduran, ini baru mau mandi] sebuah pesan masuk dari Bu Mia, sontak membutarkan lamunanku dan keingianku untuk menuntaskan hasrat. Tanpa menunda waktu, aku segera mengganti pakaianku dan mengeluarkan kain sarung dari dalam lemari dan memasukn ke dalam tas soren. Lalu dengan pelan-pelan aku pun keluar dari kamar. Sambil lewat aku kembali mengintip ke kamar Tante Rinda, dan seperti yang aku duga, mereka masih berjibaku dengan birahinya. Dengan langkah