Namun keheningan itu berakhir cepat. Aspin kembali memegang kendali. Diajaknya Ruslan bergabung kembali di atas pembaringan. Saling bincang dan saling canda, tanpa rasa malu atau risih mempertontonkan tubuh bugil mereka masing-masing.
Aspin pun memberi ijin pada Ruslan untuk bebas memperlakukan tubuh polos istrinya itu sesukanya, demikian sebaliknya. Hingga obrolan dan perbincangan mereka pun terselingi kegiatan-kegiatan yang membangkitkan kembali ghairah mereka, terutama Tini yang dikelilingi dua lelaki sekaligus.
Ruslan sendiri, sebagai seorang lelaki yang sudah menduda selama dua tahunan, tentu saja sangat bernapsu memandangi kemolekan dan kemulusan tubuh bugil wanita di hadapannya itu. Apalagi, suaminya mengijinkan sepenuhnya untuk melakukan apapun terhadap istrinya itu sekehendak
