Wajahnya kembali berseri setelah menunggu seseorang yang kedatangannya ditunggu datang, walau masih merasa kesal dalam hatinya, perasaan itu diusir perasaan lega yang mulai menyapa. "Apa aku harus menutup tempat ini? Aku benar-benar kesal tadi," ujar Tama menatap Mira yang langsung duduk di hadapannya. "Apa maksudnya? Tidak baik menghancurkan usaha orang hanya karena emosi sesaat, lebih baik kita makan, sepertinya makanannya enak," balas Mira. Mira jelas tahu kalau Tama masih kesal dengan kelakuannya yang memberi Bima waktu untuk bicara padanya, tapi Mira hanya ingin menegaskan kalau yang dia pilih adalah Tama. Mira menggenggam tangan Tama, kemudian memberikan elusan dengan senyuman manis yang dia sunggingkan. "Jangan khawatir, aku sudah tidak mencintainya. Aku sudah menegaskan padany