Mereka berdua sama-sama terperangah melihat penampilan kedua masing-masing. Bima dengan penampilan acak-acakan dan berpeluh keringat, dia juga hanya menggunakan celana pendek yang tidak terpasang dengan rapi dan kaus yang terbalik. Bima merasa bingung menatap pemandangan di depannya, ternyata sosok itu bukanlah Mira, melainkan seorang pria yang tidak dia kenali memakai seragam ekspedisi. Tadinya dia sudah panik dan menyebut nama Mira ke orang itu. “Permisi, saya ingin mengirimkan ini untuk Mira Arawinda,” ujar pria itu. Bima mengernyitkan alisnya menatap sodoran buket bunga yang sangat besar, bahkan lebih besar dari waktu itu, ini sudah kedua kalinya Mira mendapat kiriman bunga dari seseorang, tentu saja hal itu membuat Bima terbakar cemburu. “Dari siapa?” tanya Bima menggeram kesal.