Bab 125. Percaya Padaku

1459 Kata

Sudah hampir 2 bulan Tama mengurung Mira agar tidak meninggalkan rumah, jujur saja dia merasa jenuh, tapi tidak ada pilihan lain selain menuruti suaminya. Setidaknya Tama selalu pulang tepat waktu karena mengerti istrinya tidak punya dunia lain selain dirinya, selalu berada di rumah juga kecuali selain bekerja dan tidak pernah keluar bahkan ketika ada acara yang penting. Semua ini dilakukan untuk meminimalisir Mira mendengar perkataan yang menyakitkan lagi dari orang-orang terdekat karena Tama sudah merasa Mira terlalu banyak tersakiti olehnya dan oleh ibunya. "Sayang ... aku berangkat dulu, ya," pamit Tama dengan begitu lembut, terbentang senyuman merekah di wajahnya. "Hati-hati di jalan, aku selalu menunggu kepulanganmu," ujar Mira tidak kalah lembut. Tama membubuhkan banyak kecupan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN