Tama mengepal kedua tangannya erat, dia tidak percaya bahwa Mira mengatakan belum siap dan masih memerlukan waktu lagi untuk menikah dengannya setelah dia bercerai dari Bima. Tapi Tama tidak punya pilihan lain selain mengiyakannya daripada membuat Mira jadi menjauh darinya, tetap saja hati Tama tidak rela, padahal sudah sedikit lagi untuk mendapatkan Mira. Yang Tama takutkan hanyalah Mira kembali pada suaminya yang dianggap k*****t itu. Tama memandangi Mira yang tengah terlelap ke alam mimpi dalam diam, perasaan takut ditinggalkan lebih terasa dibanding rasa perjuangannya. “Aku harap kau tidak kembali pada si br*ngs*k itu dan tidak akan meninggalkanku.” Tama mengelus surai panjang milik Mira membuatnya melengguh sedikit. “Aku sangat mencintaimu, Mir … tunggu semuanya aku bereskan, aku