Tama menatap Bima dengan intens, tapi hal itu tidak kentara di mata Bima. Tama masih berpikir harus apa lagi untuk memisahkan Mira dengan Bima, malah Bima mengurungnya di rumah dan tidak membiarkan Mira untuk keluar dari rumah neraka itu. Tanpa sadar Tama mendengus dan hal itu disadari Bima yang sedang berada tidak jauh dihadapannya. “Ada apa, Pak? Apa ada yang membuat Anda tidak nyaman?” tanya Bima sopan. “Tidak ada apa-apa, aku hanya merasa pusing sedikit saja,” jawab Tama. “Apa mau saya buatkan kopi?” tawar Bima. Tama menatap Bima lagi dan berpikir bagaimana bisa Bima bersikap dengan santai setelah pertengkaran yang dia ciptakan untuk menghancurkan rumah tangganya. “Ya, boleh,” sahut Bima. Walau Tama juga melihat betapa menyedihkannya wajah Bima memikirkan Mira yang berselingkuh